Monday, June 12, 2017

JENDER DI TANAH MANDAR: Kesetaraan dan Kemitraan Terpadu pada Komunitas Nelayan Mandar



Judul: JENDER DI TANAH MANDAR:
Kesetaraan dan Kemitraan Terpadu pada Komunitas Nelayan Mandar
Penulis: Prof. Dr. Maria E. Pandu, MA
ISBN: ISBN: 978-602-61848-0-1
Tahun: 2017

Suatu karunia Tuhan tiada tara ketika kami mendapat kepercayaan menerbitkan Hasil Penelitian Disertasi Ibu Prof.  Dr. Maria E. Pandu, M.A. Karena itu, kami senantiasa meman-jatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Berilmu atas karunia ini.

Data hasil penelitian yang menjadi dasar buku ini, disadari, memang tidak baru. Namun, fokus studi tentang “jender” tetap menjadi diskursus yang hangat, baru dan penting untuk terus diwacanakan. Karena pemikiran feminis menunjukkan bahwa ketidakadilan jender masih terjadi di berbagai belahan dunia, termakasuk Indonesia. Para pemikir dan aktifis jender di negeri ini mengemukakan bahwa perempuan adalah korban dari ketidakadilan jender. Ketimpangan dan ketidakadilan ini terjadi di semua sektor, baik secara struktural maupun fungsional. Bahkan, penjelasan Professor Maria, Guru Besar Jender dan Keluarga Universitas Hasanuddin ini, menilai bahwa beberapa teori klasik yang menjadi rujukan para peneliti dan akademisi dari berbagai universitas cenderung mengalami bias jender. Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab akademik bagiakademisi untuk melakukan transformasi teori sosial dengan berdasar pada gender perspective. Jika tidak, maka ketidakadilan dan ketimpangan jender akan terus berlangsung karena bias jender itu bermula dari institusi perguruan tinggi dimana perguruan tinggi adalah tempat menggodok, mengelola dan mengonstruksi ilmu pengetahun. Ilmu pengetahuan yang bias jender akan melahirkan peradaban yang bias jender pula.

Karena itu, ketercerahan mengenai jender; keadilan dan kesetaraan jender menjadi hal yang dipandang sangat penting untuk terus dilakukan. Meski demikian, diskursus jender di negeri ini hendaknya tidak mengacu pada pemikiran kaum feminis dan aktifis jender dari Barat semata, tapi justru penting melakukan analisis jender berdasarkan keadaan masyarakat atau komunitas setempat. Hal ini penting dilakukan karena masyarakat heterogen dan multikultural seperti masyarakat Indonesia, memiliki realitas keadaan jender yang berbeda menurut etnik dan sub etnik tertentu. Bisa saja terjadi ketidakadilan jender pada etnik atau subetnik tertentu tapi tidak terjadi pada etnik lainnya. Pada posisi inilah letak pentingnya buku ini.

Hasil penelitian yang disajikan dalam buku ini mengungkap realitas jender yang berbeda. Karena, pada beberapa kelompok masyarakat seperti etnik Jawa, Sunda, Bugis dan Makassar. Secara struktural, perempuan mengalami ketidakadilan jender karena terkonstruksi melalui sistem kekerabatan patrilinear. Namun pada masyarakat nelayan Mandar, khususnya di Rangas Barat Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, pada saat penelitian ini dilakukan, ketidakadilan jender itu tidak ditemukan. Berdasar pada hasil penelitian ini, Professor Maria menawarkan suatu konsep untuk mengurangi bahkan menghapus ketidakadilan jender yang disebut “kemitraan terpadu”.

Selain menyajikan realitas jender yang berbeda, buku ini juga dipandang memiliki nilai tambah karena menyajikan beberapa teori jender yang dapat menjadi alat analisis jender bagi para peminat studi jender maupun mahasiswa. Semoga buku ini bermanfaat. Selamat membaca. Terimakasih.


Friday, June 9, 2017

Salam

Kami memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Berilmu karena atas KemurahanNya maka pada hari ini, Sabtu tanggal 10 Juni 2017, Tim ISBN Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) telah melakukan verifikasi pendaftaran Penerbit PT. Maupa Masagena Media Kreasindo sebagai salah satu penerbit nasional yang berkantor pusat di Kota Makassar.

Kepada para penulis, rekan dan mitra bisnis, kami siap bekerja sama dengan anda untuk mewujudkan Lokalitas Mewujud Universalitas sebagaimana tagline penerbit PT. Maupa Masagena Media Kreasindo. Maksud dari tagline ini adalah bahwa pengalaman, pengetahuan dan ilmu pengetahuan masyarakat lokal, sesungguhnya merupakan pengalaman, pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang universal. Dengan demikian, tidak ada universalitas jika tidak ada lokalitas.

Misi kami adalah mentransformasi pengalaman, pengetahuan dan ilmu pengetahuan masyarakat Indonesia yang tinggal di pelosok paling jauh sekalipun untuk dipahami sebagai suatu kearifan universal. Karena sebuah kearifan tidak bersifat lokal, tapi bersifat universal.

Mohon, terimalah kami sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang bertekad mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku dan media lainnya. Terimakasih.