Judul: JENDER DI TANAH MANDAR:
Kesetaraan dan
Kemitraan Terpadu pada Komunitas Nelayan Mandar
Penulis:
Prof. Dr. Maria E. Pandu, MA
ISBN:
ISBN: 978-602-61848-0-1
Tahun:
2017
Suatu karunia Tuhan tiada tara ketika kami mendapat kepercayaan
menerbitkan Hasil Penelitian Disertasi Ibu Prof. Dr. Maria E. Pandu, M.A. Karena itu, kami
senantiasa meman-jatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Berilmu atas karunia
ini.
Data hasil penelitian yang
menjadi dasar buku ini, disadari, memang tidak baru. Namun, fokus studi tentang “jender” tetap menjadi diskursus yang hangat,
baru dan penting untuk terus diwacanakan. Karena pemikiran feminis menunjukkan bahwa ketidakadilan
jender masih terjadi di berbagai belahan
dunia, termakasuk Indonesia. Para pemikir dan aktifis jender di negeri ini mengemukakan bahwa
perempuan adalah
korban dari ketidakadilan jender.
Ketimpangan dan ketidakadilan ini terjadi di semua sektor, baik secara struktural
maupun fungsional.
Bahkan, penjelasan Professor
Maria, Guru Besar
Jender dan Keluarga Universitas Hasanuddin ini, menilai bahwa beberapa teori
klasik yang menjadi rujukan para peneliti dan akademisi dari berbagai
universitas cenderung mengalami bias jender.
Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab akademik bagiakademisi untuk melakukan transformasi teori sosial dengan berdasar pada gender perspective. Jika tidak, maka
ketidakadilan dan ketimpangan jender akan terus berlangsung karena bias jender itu bermula dari
institusi perguruan tinggi dimana
perguruan tinggi adalah tempat menggodok, mengelola dan mengonstruksi ilmu pengetahun. Ilmu pengetahuan
yang bias jender akan melahirkan peradaban yang bias jender pula.
Karena itu, ketercerahan
mengenai jender; keadilan dan kesetaraan jender menjadi hal yang dipandang
sangat penting untuk terus dilakukan. Meski demikian, diskursus jender di negeri ini hendaknya tidak mengacu pada
pemikiran kaum feminis dan aktifis jender dari Barat semata, tapi justru
penting melakukan analisis jender berdasarkan keadaan masyarakat atau komunitas setempat. Hal ini penting dilakukan karena
masyarakat heterogen
dan multikultural seperti masyarakat Indonesia, memiliki realitas keadaan jender
yang berbeda menurut etnik dan sub etnik tertentu. Bisa saja terjadi
ketidakadilan jender pada etnik atau subetnik tertentu tapi tidak terjadi pada
etnik lainnya. Pada posisi inilah letak pentingnya buku ini.
Hasil penelitian yang disajikan
dalam buku ini mengungkap realitas jender yang berbeda. Karena, pada beberapa
kelompok masyarakat seperti etnik Jawa, Sunda, Bugis dan Makassar. Secara struktural, perempuan mengalami ketidakadilan jender karena terkonstruksi
melalui sistem kekerabatan patrilinear. Namun pada
masyarakat nelayan Mandar, khususnya di
Rangas Barat Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, pada saat penelitian ini dilakukan, ketidakadilan jender itu tidak ditemukan. Berdasar
pada hasil penelitian ini, Professor Maria menawarkan suatu konsep untuk
mengurangi bahkan menghapus ketidakadilan
jender yang disebut “kemitraan
terpadu”.
Selain menyajikan realitas jender yang
berbeda, buku ini juga dipandang memiliki nilai tambah karena menyajikan beberapa
teori jender yang dapat menjadi alat analisis jender bagi para peminat studi
jender maupun mahasiswa. Semoga buku ini bermanfaat. Selamat membaca. Terimakasih.