Thursday, February 25, 2021

STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARIWISATA KERAKYATAN


Judul:
STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARIWISATA KERAKYATAN 

Refleksi terhadap Masterplan Perencanaan Pembangunan Pariwisata Sulawesi Barat dan Wakatobi Sulawesi Tenggara

Penulis: 
Prof. Dr. Ansar Arifin, MS & Dr. Ir. Mimi Arifin, M.Si

ISBN: 978-602-61848-8-7
Tahun  : Cetakan I, 2019, Ketakan II, 2020

Pariwisata sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar di Indonesia bukan lagi sekedar diskursus. Hal ini dapat dilihat pada data Badan Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) pada Januari 2019 mencapai 1,16 juta kunjungan. Jumlah tersebut setara dengan 5,8 persen dari target pemerintah kunjungan Wisman ke Indonesia yang mencapai 20 juta kunjungan sepanjang 2019. Secara tahunan, kunjungan Wisman mengalami kenaikan sebesar 5,5 persen dari 1,1 juta kunjungan pada Januari 2018 lalu. Bahkan, pariwisata diharapkan menjadi sumber ekonomi baru Indonesia. Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia (BI) menargetkan tahun 2019, industri pariwisata nasional mampu menghasilkan devisa US$ 17,6 miliar atau setara Rp 246 triliun1.

Buku berjudul, “Strategi Perencanaan Pembangunan Pariwisata Kerakyatan (Community Based Tourism) Refleksi terhadap Masterplan Perencanaan Pembangunan Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dan Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara,” yang kini berada di hadapan pembaca yang budiman adalah suatu upaya sungguh-sungguh untuk mendukung pariwisata sebagai pemasok devisa negara yang terbesar. Semua ini, sebagai bakti kepada nusa dan bangsa.

Oleh karena itu, puji syukur yang tak terhingga senantiasa patut dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Maha Berilmu, karena melalui buku ini “pariwisata” menjadi kajian akademik yang menarik. Pada gilirannya, pariwisata menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang terus berkembang sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Buku ini, menarik dan sistematik dalam penyajian contoh perencanaan pembangunan pariwisata yang menjadikan Provinsi Sulawesi Barat dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara sebagai kasus yang patut diketengahkan. Dengan demikian, dokumen perencanaan tidak lagi sekadar menjadi dokumen, tapi ia dapat ditransformasi secara fungsional ke dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, referensi tentang pariwisata dan perencanaan pembangunannya, khususnya, pariwisata yang berbasis masyarakat (community based tourism), bertambah sebagai upaya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, yang tidak hanya secara teoritik, tapi juga secara aplikatif (applied).

Kami mengahaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua penulis buku ini karena telah berkenan mempercayakan penerbitan buku mereka kepada kami. Kami juga senantiasa menghaturkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara atas segala dukungan yang diberikan sehingga buku ini dapat terbit.

No comments:

Post a Comment